Sawahlunto, Top Travelers–Gedung Gluck Auf atau Societeit yang merupakan situs cagar budaya peninggalan penjajah Belanda di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dilaporkan terbakar pada Kamis (03/11) sekitar pukul 10.30 WIB.
Dilaporkan kontributor Top Travelers, Ibenk S Pamungkas, kebakaran gedung kebanggaan warga Sawahlunto itu diduga akibat arus pendek pada jaringan kelistrikan.
“Laporan sementara tidak ada korban jiwa dan petugas Damkar masih berusaha melakukan pemadaman dan pendinginan guna mencegah kebakaran itu meluas, ” ungkapnya.
Menurutnya, posisi gedung yang kini dikenal dengan nama Gedung Pusat Kebudayaan (GPK) Sawahlunto itu, berada di jantung kota dan disekitarnya terdapat permukiman penduduk yang cukup padat.
Tak hanya itu, sejumlah gedung tua yang termasuk dalam kawasan cagar budaya Kota Tua Sawahlunto oleh UNESCO itu, juga berada disekitar lokasi kebakaran.
“Rencananya siang ini di gedung tersebut akan diselenggarakan kegiatan Kontes Durian untuk memperingati Hari Pangan Nasional 2022,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Permuseuman setempat, Gino, mengatakan pihaknya sedang melakukan pendataan terkait penyebab dan kerusakan yang ditimbulkan.
“Sementara ini diketahui telah terjadi kerusakan cukup parah pada bagian atap yang menjadi sumber kebakaran, ” sebutnya.
Ia mengatakan, pihaknya segera melaporkan peristiwa ini ke pihak UNESCO dan pihak terkait untuk dapat diperhatikan dan ditindaklanjuti karena statusnya sebagai situs cagar budaya.
“Masyarakat Sawahlunto tentunya sangat bersedih dengan peristiwa ini, disamping gedung ini merupakan salah satu saksi sejarah peradaban tua di Indonesia, fungsinya yang serbaguna tentu akan terganggu hingga bisa direnovasi, ” tutupnya.
Disarikan dari berbagai sumber, Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto adalah sebuah gedung yang terletak di Jl. Ahmad Yani No. 4 kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Gedung ini dibangun pada tahun 1910 dengan nama “Gluck Auf” dan memiliki luas 870 meter persegi.
Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, gedung ini dijadikan sebagai Gedung Pertemuan Masyarakat (GPM). Kemudian juga pernah dijadikan sebagai kantor oleh Bank Mandiri hingga tahun 2005.
Setelah dilakukan revitalisasi, pada tanggal 1 Desember 2006 bertepatan dengan Ulang Tahun kota Sawahlunto ke-118, gedung ini dijadikan sebagai Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto yang diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Jero Wacik dan didampingi oleh wali kota Sawahlunto Ir. H. Amran Nur. (***)
Narasi dan Foto: Tim Top Travelers